Serang, BantenKini News (27/10) Gabungan mahasiswa yang terdiri dari Komunitas Soedirman (KMS 30) dan Untirta Movement Community (UMC), menggelar aksi solidaritas atas pemecatan wartawan senior Radar Banten, Eka Satia Laksmana Kamis (27/10). Mahasiswa menuding dibalik kasus pemecatan tersebut ada intervensi pihak luar. Pasalnya, Eka dianggap wartawan yang kritis terhadap kebijakan pemerintah daerah.
Aksi yang digelar di jalan Jendral Soedirman, tepat didepan kampus IAIN Serang Banten, mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polres Serang. Dalam aksinya mahasiswa membakar ban dan Koran Radar Banten sebagai simbol matinya demokrasi di Banten.
Dalam orasinya mahasiswa menilai media lokal saat ini, dinilai sudah tidak lagi menjadi corong aspirasi masyarakat, terlihat dari beberapa tulisan (berita) lebih memihak pada penguasa. Sehingga kepentingan masyarakat sebagai pembaca sudah mulai terabaikan.
“Ingat, media bukan corong penguasa (pemerintah-red), sehingga harus mampu mengungkap persoalan-persoalan yang harus diketahui masyarakat, seperti eprsoalan gizi buruk, pendidikan dan persoalan-persoalan lainya, yang harus disampaikan ke masyarakat melalui media,” ujar Kahfi salah satu demonstran dari UMC, saat berorasi.
Selain itu mahasiswa juga menuding, saat ini intervensi dari penguasa (Pemprov Banten) terhadap media sangat tinggi. Hal ini berdampak pada pembunuhan tatanan demokrasi di Banten.
“Kami menolak bentuk intervensi apapun terhadap media, dan media harus kembali pada khitahnya dan menyajikan informasi sesuai porsinya, jangan hanya memberitakan orang-orang yang membayar,” ujar Kahfi.
Hal sama senada juga diungkapkan Usep Saefudin kordinator KMS 30. Menurutnya, pemecatan yang dilakukan perusahaan media Radar Banten terhadap wartawan Eka Satia Laksana, adalah bentuk pembungkaman terhadap orang-orang yang selama ini aktif . baik dalam diskusi mapun aksi-aksi unjukrasa mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai tidak populis.
“Media jangan hanya mementingkan materi semata, tapi juga harus mempertimbangankan kebutuhan masyarakat akan informasi yang seimbang, anatara kiegiatan seremonial pemerintah dengan kondisi sscial ekonomi dan politik yang terjadi di Banten,” ujarnya.(YSR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar